Rabu, 14 Januari 2015

Should I Go ? (Part 1)

Tittle : Should I Go ?
Author : BabySpirit
Genre : Romance, Friendship, School-Life, Fantasy
Point of View : Random
Length : Chaptered
Casts :
Kim Myung-soo (Infinite’s L)
Seo Ji-soo (Lovelyz's Jisoo)
Kim Ji-yeon (Lovelyz’s Kei)
Lee Sung-jong (Infinite's Sungjong)
Seo Ju-hyun (Girls’ Generation’s Seohyun)

Author’s Note :
Ide awal fanfic murni dari otak saya dan ide-ide gila sahabat saya. Tokoh dalam fanfic ini saya pinjam untuk kepentingan hiburan semata dan bisa jadi tidak sesuai dengan karakter aslinya. Berhubung saya masih pemula, mohon kritik dan sarannya. Karena kritik dan saran sangat membantu saya untuk membuat fanfic yang lebih bagus lagi. Oh iya, seburuk-buruknya fanfic ini, saya membuatnya dengan penuh perjuangan. Jadi tolong jangan di ‘copy-paste’ begitu saja. Thank you

******************

Author PoV

Suara dentuman terdengar jelas di lapangan itu. Disana nampak beberapa orang pria yang tengah  asik memantulkan bola basket itu ke tanah. Mereka tampak begitu menikmati permainan yang cukup menguras tenaga ini. Selain mereka, ada juga beberapa murid lainnya yang menonton dengan penuh minat di pinggir lapangan. Tak hanya di pinggir lapangan, rupanya ada seorang gadis yang lebih memilih memperhatikan mereka  dari lantai dua. Jika dilihat dari tatapan matanya, ia tidak begitu memperhatikan permainan basket itu. Matanya hanya terfokus kepada seorang lelaki yang baru saja memasukkan bola basket ke dalam ring basket, Kim Myungsoo.

Jisoo PoV

Aku tersenyum kecil melihatnya. Namja itu adalah orang yang  telah menarik perhatianku dari awal aku bertemu dengannya. Ugh, jujur saja, aku benci mengakuinya. Karena sebenarnya aku pernah bertekad untuk tidak akan jatuh cinta sebelum masuk perguruan tinggi. Melanggar sesuatu yang sudah kutekadkan itu benar-benar bukan diriku. Aku...

BUGH!

Sial! Pasti gadis itu lagi. Sudah menjadi kebiasannya memukul bahuku ketika aku melamun. Dan kau tahu ? Pukulannya sangat keras. Bahkan mungkin jika kau tak terbiasa, kau bisa pingsan dibuatnya.

“Memperhatikannya lagi, huh ?”

Tanpa melihatnya pun aku sudah tau siapa pemilik suara itu. Seorang gadis berponi rata bernama Kim Jiyeon. Gadis bersuara emas yang juga merupakan adik dari seorang Kim Myungsoo. Ia kini mengambil posisi di sebelahku lalu ikut menatap ke arah murid-murid yang tengah bermain basket itu.

“Menurutmu ?” Kataku sembari mengusap bahuku yang terasa sakit akibat pukulannya tadi.

“Iya”

Nah, ia sudah tau. Mengapa ia masih bertanya ?

“Kau sudah mengetahuinya. Jangan bertanya lagi” Jawabku sambil terus menatap pria yang kini kembali sibuk dengan benda bulat berwarna oranye itu.

“Kau menyebalkan” aku bisa menangkap nada kesal dari ucapannya.

“Kau juga menyebalkan, Ji”

“Ck, tadinya aku kesini ingin mengajakmu ke kantin dan mentraktirmu. Tapi sepertinya kau lebih suka memperhatikan kakakku itu”

Sontak saja, aku langsung menolehkan pandanganku begitu mendengar kata ‘mentraktir’. Tanpa ba-bi-bu langsung saja kutarik pergelangan tangan gadis ini menuju kantin. Kebetulan, aku sedang merasa lapar. Tuhan memang baik, mengirimkan dewi penolong seperti Jiyeon di saat seperti ini.

******************

Jiyeon PoV

“Sungjong-ah” Kataku sambil menarik kursi dan duduk di depan namja cantik ini. Aku hendak bertanya sesuatu kepadanya

Ya! Aku ini lebih tua darimu. Berapa kali harus kukatakan ? Panggil aku ‘oppa’, Jiyeon!” potongnya sebelum aku sempat membuka mulutku untuk mengutarakan pikiranku. Menyebalkan.

“Ck, kau ini. Banyak permintaan. Seperti yeoja saja” cibirku.

Ya! Bukannya banyak permintaan, aku hanya mengajarimu sopan santun!” Sungjong terlihat kesal akibat ucapanku tadi.

“Baiklah. Aku mengalah, Sungjong oppa.” kataku penuh penekanan. “Jadi bagaimana ?” lanjutku

“Masih belum ada peningkatan. Myungsoo hyung sepertinya masih belum bisa melupakan mantan kekasihnya. Jadi, mungkin ia menganggap Jisoo sebagai ‘teman baik’ saja.” Sungjong menghela nafas berat lalu menatapku. “Kenapa harus meminta bantuanku ? Tidakkah kau lakukan sendiri saja ? Kau kan adiknya.” ucapnya agak kesal yang membuatku tak habis pikir dengan namja ini.

Ya! Jika aku bisa melakukannya sendiri, aku takkan meminta bantuanmu!” kataku sambil mengacungkan sumpit ke wajahnya.

Suasana menjadi hening sejenak sampai akhirnya Sungjong mengeluarkan suaranya.

“Kasihan ia.”

“Huh ?” aku menaikkan sebelah alisku tak mengerti arah pembicaraan makhluk aneh di hadapanku ini.

“Seo Jisoo. Tidakkah ia lelah mengejar Myungsoo hyung dari kelas 1 ?” ujar Sungjong sambil menatap ke arah lain. Aku mengkuti arah pandangnya dan menemukan Jisoo yang tengah membawa nampan berisi makanan dan berjalan ke arahku.

Aku dan Sungjong langsung mengalihkan pandangan kami dari Jisoo. Kau lihat tatapannya tadi ? Benar-benar tajam, seolah akan mengulitiku hidup-hidup. Tentu saja, aku tak ingin Jisoo tahu bahwa aku dan Sungjong membicarakannya. Itu akan menjadi masalah yang sangat besar. Apalagi jika ia tahu bahwa tadi Sungjong mengasihaninya. Mungkin sekolah ini akan hancur dibuatnya. Oke, itu berlebihan, tapi percayalah, dia memang mengerikan jika sedang marah.

“Membicarakanku, huh ?” aku menolehkan kepalaku ke arah Jisoo yang kini duduk di sebelahku setelah meletakkan nampannya.

“Percaya diri sekali. Tak ada untungnya membicarakan dirimu” aku mengatur nada bicaraku senormal mungkin.

“Benarkah ? Lalu mengapa tadi kau dan Sungjong oppa melihatku dengan tatapan aneh seperti itu ?” Jisoo menatapku dan Sungjong bergantian.

Mati kau, Jiyeon. Gadis mengerikan ini menyadarinya. Aku memutar otak berusaha mencari kalimat yang tepat agar ia tak makin curiga. Namun, sebelum aku membuka mulutku, Sungjong sudah lebih dulu meresponnya.

“Bukan kau. Tapi makananmu. Tak biasanya kau mengambil sebanyak itu”

Aku melirik nampan makanan Jisoo. Benar saja, makanan yang diambilnya cukup banyak. Aish, gadis ini benar-benar memanfaatkan kesempatan dengan baik.

“Jiyeon bilang akan mentraktirku hari ini. Tak salah kan ?” Jisoo mengerling padaku lalu memasukkan sepotong kimbap ke dalam mulutnya.

******************

Author PoV

“Sudah kukatakan, berhenti mengejarnya! Kau dan dia berbeda!”

Suara itu menggelegar di sebuah ruangan yang sunyi diiringi gebrakan meja yang terdengar cukup keras. Disana nampak dua orang kakak-beradik tengah saling duduk berhadapan dan menatap dengan sengit. Gadis yang tadi mengeluarkan suaranya, Juhyun mengatur nafasnya agar tidak semakin terbakar emosi.

“Lalu kenapa jika aku menyukainya ? Kau takut kekuatanku akan hilang, huh ?” cecar gadis yang satu lagi, Jisoo.

“Tentu saja ! Kau adikku ! Aku takkan membiarkanmu menjadi manusia seutuhnya dan kehilangan kekuatanmu sebelum kau menyelesaikan tugas akhirmu !” balas Juhyun dengan penuh emosi.

Jisoo membentuk seringaiannya yang terlihat menakutkan.

“Adik, atau keturunan dark angel terbaik, hm ? Kalau kau menganggapku adik, kau takkan membawa-bawa tentang kekuatanku.” Jisoo berdiri dari duduknya dan menghela nafas. “Toh, sekarang gelarku bukan lagi dark angel lagi. Itu artinya tak masalah kan, jika aku melakukan hal layaknya manusia ?” lanjut Jisoo dan menatap kakaknya tajam.

“Tapi kau juga harus ingat bahwa kau masih punya tugas disini !” ucap Juhyun mengingatkan Jisoo tentang tugas yang pernah diberikan para petinggi kepadanya.

“Cih, Bahkan para makhluk tak berguna itu sudah tak menganggapku dark angel lagi.” Jisoo menyeringai.

“Jaga ucapanmu Seo Jisoo !” suara Juhyun meninggi mendengar Jisoo menghina pemimpinnya sendiri.

“Memang benar begitu kan ? Sudahlah, jangan mengganggu hidupku lagi, Seo Juhyun.” ucap Jisoo penuh amarah lalu beranjak pergi menuju kamarnya.

Juhyun menatap punggung adiknya yang semakin menjauh dan akhirnya hilang dibalik pintu kamarnya. Sudah bukan hal yang asing terjadi cekcok antara kakak dan adik itu. Mereka berdua sama-sama keras kepala, tak suka dibantah, namun dengan dua tujuan berbeda.

******************

Siang itu, seperti biasa Jisoo menumpukan kedua tangannya pada pagar pembatas lantai dua. Matanya menangkap sosok Myungsoo yang baru saja menyelesaikan permainannya. Jisoo terus tersenyum menatap Myungsoo sampai akhirnya matanya bertemu dengan manik mata Myungsoo. Seketika itu pula, seorang Kim Myungsoo memamerkan senyum manis dengan lesung pipinya kepada Jisoo. Perlakuan Myungsoo itu sukses membuat wajah Jisoo merona hingga ia salah tingkah. Myungsoo kemudian berpamitan kepada teman-temannya dan pergi dari lapangan.

Jisoo mendesah kecewa menyadari Myungsoo sudah menghilang dari jangkauan matanya. Baru saja ia akan kembali ke kelasnya, sebuah suara memanggilnya. Jisoo sangat kenal dengan suara ini, suara orang yang disukainya. Suara itu membuat Jisoo mau tak mau berhenti dan menolehkan kepalanya. Pria yang tadi memanggil Jisoo itu kini menyejajarkan posisinya dengan Jisoo yang sebelumnya berada agak jauh di depannya.

“Hey, besok pagi ada acara ?” tanya Myungsoo lembut sambil tersenyum kepada Jisoo.

Jisoo terlihat berfikir dan mengingat-ingat sesuatu.

Eung, aku tak ada jadwal apapun besok pagi. Waeyo ?” ujar Jisoo sambil menatap Myungsoo berusaha bersikap senormal mungkin.

“Aku ingin pergi me-refresh otakku dengan berjalan-jalan. Tadinya aku mau mengajak Jiyeon, tapi ia bilang ada janji dengan temannya. Lalu Jiyeon menyarankanku untuk pergi denganmu. Apa kau keberatan untuk itu ?” Jelas Myungsoo.

“Sama sekali tidak” Jisoo tersenyum tenang, namun di hatinya ada letupan kebahagiaan yang seolah membuatnya ingin meledakkan teriakannya saat itu juga.

“Kau memang teman yang bisa diandalkan, Jisoo-ya” Myungsoo tersenyum dan mengacak pelan rambut Jisoo. “Kalau begitu, sampai jumpa besok pagi.” lanjutnya lalu pergi menjauh dan melambaikan tangannya.

Dengan senyum bahagianya, Jisoo membalas lambaian tangan Myungsoo dengan wajah yang masih bersemu merah karena perlakuan Myungsoo. Namun senyum bahagianya perlahan menghilang ketika Myungsoo sudah hilang dari pandangannya. Ia kini tengah tersenyum miris.

“Teman, ya ?” Jisoo bertanya dengan nada lirih pada dirinya sendiri

******************

From : Myung oppa •ᴥ•
Ji, jangan lupakan rencana kemarin. Tapi, Mobilku sedang rusak. Jadi hari ini kita menggunakan angkutan umum. Tak apa-apa ? Aku sedang dalam perjalanan.

Sudut bibir Jisoo tertarik ke atas membentuk sebuah lengkungan yang menghiasi wajah cantiknya kala ia membaca nama pengirim pesan yang baru saja tiba di ponselnya. Dengan cekatan, jemari lentiknya bergerak menyentuh layar smartphone itu mengetikkan beberapa kata.

To : Myung oppa •ᴥ•
Ne~ Aku sudah siap. Tak apa-apa, kita langsung bertemu saja di tempat yang kau tuju. Tapi jangan membuatku menunggu atau aku akan membatalkan acara ini °ᴥ° kkk~

Smartphone Jisoo kembali berdering menandakan sebuah pesan masuk.

From : Myung oppa •ᴥ•
Emotikon beruang itu terlihat menyebalkan -_- Baiklah, kau tahu Fantasy World yang baru diresmikan dua hari lalu ? Kita bertemu disana.

Jisoo tertawa kecil menanggapi reaksi Myungsoo. Ia kemudian kembali menyentuhkan jarinya di layar smartphonenya mengetikkan sejumlah kata.

To : Myung oppa •ᴥ•
Haha, aku hanya bercanda. Ne, hati hati di jalan~ ^^

Jisoo lalu memasukkan smartphonenya ke dalam tas mungil berwarna biru muda. Ia mematut dirinya sejenak di depan cermin dan merapikan outfit yang digunakannya. Jisoo berpenampilan cukup sederhana hari ini. Hanya kemeja putih yang dimasukkan ke dalam rok pendek berpotongan ‘A Line’ berwarna biru tua. Namun itu tak mengurangi kecantikannya bahkan setitik pun. Rambut cokelat panjangnya ia biarkan tergerai dan dihiasi bando berwarna gelap. Kakinya dihiasi sepasang flatshoes beraksen pita. Setelah merasa penampilannya sudah cukup rapi, ia mengambil tas selempang kecilnya dan pergi keluar kamar dengan senyumnya yang merekah.

“Mau kemana kau ?” interupsi Juhyun sesaat sebelum Jisoo menyentuh knop pintu.

“Bukan urusanmu” jawab Jisoo ketus tanpa membalikkan badannya lalu membuka pintu.

Jisoo membanting pintu rumahnya dengan kesal. Perilaku kakaknya yang selalu mencampuri urusannya membuat moodnya hancur seketika. Jisoo melangkah gusar menuju halte. Tapi, kekesalan terhadap kakaknya itu tak bertahan lama. Sebuah senyum terukir di wajah Jisoo tatkala menemukan Myungsoo yang ternyata ada di dalam bus yang akan ditumpanginya.

Myungsoo dan Jisoo saling melempar senyum ketika mata mereka saling bertemu. Jisoo langsung menaiki bis dengan riang dan berjalan menuju Myungsoo. Tanpa mereka sadari, sepasang mata tengah mengawasi mereka.

“Ia terlihat mencurigakan...”


TO BE CONTINUED.....


Fyu~ Akhirnya Part 1 selesai juga >.< (readers : Part 1 apaan ? Ini mah baru setengah part. Pendek banget). Ya, ya, ya, aku sengaja. Soalnya ntar kalau panjang-panjang malah jadi garing ngebosenin krenyes-krenyes gitu~ ;-;

Haha, kira kira siapakah yang mengintai mereka ? Sungjong ? Jiyeon ? Juhyun ? atau makhluk yang lain lagi ? kkk, tunggu saja Part 2 nya ^^ (walaupun aku gak yakin bakal ngelanjutin FF ini. Hahaha XD)

Sebenarnya, aku ngeship nya Myungsoo sama Jiae. Tapi, mukanya Jiae gak enak dibikin jahat. Kalau Jisoo kan tatapannya tajam gitu~ Jadi pas aja sama karakter yang aku buat disini, wkwk (readers : Jisoo gak sejahat itu Jul -..-"). Jiyeon sih cocok aja sama karakter ini, tapi aku gak rela kalau Infinite pairing sama Girl Group selain Lovelyz --a (Maaf para Myung-Zy, Myung-Stal dan Myung-xxx shipper lainnya~ *deep bow*)

Wkwk, mungkin cukup sekian. Kritik dan Saran sangat diterima disini~ ><

Tidak ada komentar:

Posting Komentar